Thursday, September 13, 2012

Persib


Persib itu bagaikan indikator kebahagiaan bagi semua warga bandung, ataupun Jawa Barat pada umumnya. Jadi kalau secara ekstrim disebutkan, derajat kebahagian warga Jawa Barat dapat dilihat dari hasil pertandingan. Misalnya, pada hari selasa malam, Persib berhasil menang dalam suatu pertandingan, maka dapat dipastikan, pada hari Rabu pagi, seluruh penduduk (laki-laki) kota bandung akan lebih berbagia. Warga bandung akan tidur dengan perasaan gembira pada malam itu. Hal itu terus berlanjut pada saat bangun pagi, ketika mata terbuka, kemudian melakukan aktivitas rutin pagi hingga solat subuh, setelah itu akan langsung mencari media cetak (Koran pagi) dan langsung mencari berita tentang kemenangan persib dan tidak perlu susah mencarinya, karena dengan magnet persib yang begitu kuat, maka sang pemimpin redaksi Koran tersebut pasti akan menjadikan kemenangan persib itu headline di halaman 1. Lucunya, selesai membaca semua artikel tentang persib di satu surat kabar, misalnya Pikiran Rakyat, maka tidak segan dan tidak sayang kemudian mencari loper Koran yang dekat dengan rumahnya dan membeli Koran satu lagi, misalnya kotan TRibun Jabar untuk kembali mencari berita tentang kemenangan Persib. Dalam pikirannya itu, Selain ada informasi tambahan yang mungkin didapatkan, tapi nampaknya kepuasan hati lebih mendominasi pada saat membaca berita tentang kemenangan Persib tersebut.

Parahnya, hal itu  berlangsung pula sebaliknya………jika Persib kalah dalam suatu pertandingan, misalnya pada selasa sore atau malam, maka pada malam itu juga, langit bandung seakan-akan buram, tanpa cahaya bulan. Aura udara malam terasa lebih lembab, yang membuat nafas warga Bandung lebih berat dan sesak. Para pengemudi mengendarai kendaraannya penuh dengan emosi, para  tukang becak memakirkan becanya lebih cepat karena rasa mumet yang melanda. Terlebih lagi, pelatih dan para pemain Persib, harus bersiap menerima “cacian” warga yang kesal karena kekalahan itu. Dan pada malam itu, umumnya Warga Bandung tertidur dengan perasaan kecewa yang mendalam. Kekesalan itu pun terus berlanjut pada saat bangun pagi. Selesai solat subuh, tidak akan segera mencari Koran pagi karena tahu, pasti berita kekalahan Persib akan (tetep) menjadi headline surat kabar itu. Judul berita nya biasanya seperti ini “ Persib tersungkur, kalah 0 – 2 dari Si A” ataupun “Persib kalah menyakitkan” ataupun juga “ Persib dicukur AC Milan 0 – 5”. 

Demikian dahsyatnya pengaruh sebuah klub sepakbola bagi para fansnya. Para fans bola itu berani berkorban apapun demi kejayaan dan kemenangan timnya itu. Fanatik ! Sehingga muncul berbagai slogan slogan yang mengekspresi kan perasaan nya kepada tim kesayangannya : Aing Persib, Persib Nu Aing, PERSIB Hirup Paeh Aing………..dan mereka menamakan dirinya bermacam ada Viking, Bomber, ada juga Persib Stones, namun para juru tulis lebih banyak menamakan mereka semua itu dengan sebutan “bobotoh”. Sebuah kata yang harus dicari dalam kamus bahasa Sunda. Jangan-jangan kata “bobotoh” itu punya arti lain ? *jadi penasaran

Dengan tingginya pengaruh Persib terhadap kebahagiaan warga Bandung, maka dapatkah indikator  tersebut dijadikan salah satu indikator perhitungan dalam indeks kebahagiaan suatu kota atau Negara ? xixixi Indikator tersebut bisa dinamakan seperti ini :  Tingkat Prestasi Tim Sepakbola di daerah tersebut. Sudahkah ada penelitian tentang hal ini ? adakah para ahli statistik tergerak untuk memasukan indikator ini ? ah..mungkin tidak sekarang, tapi suatu saat nanti hal ini akan terwujud……entah 30 tahun ataupun 100 tahun ke depan.

1 September 2012, 05.50 WIB

No comments:

Post a Comment