Thursday, September 27, 2012

Identitas



Berungkali kita melihat di film-film Hollywood tentang seseorang yang bingung dengan identitas dirinya sendiri. Entah karena hilang ingatan ataupun sengaja dihilangkan. Ya, dihilangkan oleh pihak-pihak yang memang tidak ingin identitas dari orang tadi diketahui oleh musuhnya ataupun oleh jiwa orang itu sendiri.
Sedangkan didalam dunia nyata, banyak pula  khususnya buat orang-orang intelejen, dimana identitas memang harus disembunyikan agar bisa mendapatkan informasi tentang sesuatu yang sebanyak-banyaknya. Memang sepertinya ada beberapa keuntungan dari menyembunyikan identitas ini,  misalnya orang itu bisa mengkorek informasi dari orang-orang yang memang mempunyai informasi yang diinginkan ataupun bisa melakukan aktivitas yang sebetulnya tidak boleh dilakukan. 
Hal itu pula yang mendasari beberapa program televisi yang sekarang lagi tayang, misalnnya “undercover boss”  yang mencoba mencari informasi tentang keluhan para pekerja dari sebuah perusahaan. Selain itu, ada juga program “tolong”, dimana seorang aktor yang menyamar kemudian mencari orang-orang ikhlas memberikan pertolongan dan kemudian memberikan hadiah yang setimpal berupa uang.
JIka ditelusuri lebih dalam, identitas itu, bukanlah hanya sekedar biodata, karena identitas itu sifatnya lebih mendalam. Pernahkah anda dengar pameo atau istilah seperti ini, “masa sma adalah masa pencarian identitas”. Jadi sepertinya identitas itu bisa juga sebut dengan “jati diri” seseorang. Bagaimana seseorang memandang hidup, bagaimana seseorang menyikapi sesuatu, siapa yang menjadi panutan orang itu, apa yang bisa mempengaruhi seseorang untuk bertindak dan apa yang membuat seseorang bahagia dan sedih didalam hidupnya, merupakan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh seorang teenage. Dan setelah menemukan jawaban itu, maka seorang teenage bertranformasi menjadi seorang mature (mungkin) atau menjadi seseorang dengan identitas sempurna. 
Pencarian identitas ini menjadi penting karena menjadi modal dalam pergaulan, menjadi dasar dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Namun dasar manusia, yang tidak pernah mendapatkan kepuasan akan suatu hal. Sejatinya, setelah mendapatkan identitas, tidak perlu mencoba  mencari identitas baru dan hidup dengan identitas baru itu, tapi tetep saja selalu mencoba dan mencoba. Jadi, mungkin, para intelejen itu sangat menikmati perannya berganti identitas didalam masyarakatnya, karena bisa hidup dengan berbagai iperan Setelah kepentingannya selesai kemudian kembali ke identitas sebelumnya. Masyarakat dan lingkungan sekitarnya pasti tidak akan menyadari akan hal itu, karena mereka tidak tahu sedang berbicara dengan seorang Udin kah atau dengan seorang Budi kah atau dengan seorang Steven kah. Karena yang sebatas mereka tahu, hanyalah yang sebatas tercantum dalam KTP. Tapi itu bisa juga dilakukan dengan maksud mencoba untuk menjalani hidup baru, meninggalkan identitas lama yang telah penuh dengan aib.
Hanyalah pada saat kita sholat dan bersujud kepada Nya, kita kemudian bisa menanggalkan segala identitas dan berserah diri kepadanya, menghambakan sebagai mahluknya, menerima semua ketentuan-Nya dan terus ikhtiar menjadi mahluk Nya yang bertaqwa.
16 september 2012

No comments:

Post a Comment