Thursday, September 13, 2012

2 (DUA)



Hari minggu kemaren, saat di Gramedia Trans Studio Mall (TSM), ada sebuah novel berwarna merah dengan judul “2”. Buku dengan tebal kurang lebih 300 – 350 halaman, bisa terbaca hanya dengan waktu 1 jam saja…..tentu dengan melewatkan beberapa bagian dari buku itu. Buku itu menceritakan tentang perjuangan seorang perempuan penderita obesitas genetis,  namanya Gusni. Poin penting yang didapatkan adalah hidup ini hanya sekali oleh karenanya isi hidup ini dengan impian dan usaha untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu. Jadi segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup itu idealnya diciptakan 2 kali, yang pertama diciptakan di alam mimpi dan yang kedua di wujudkan di alam nyata. 
Muka terasa tertampar sesaat setelah membaca buku itu. Kenapa ? ya karena merasa diri ini bekerja di sebuah institusi perencanaan tapi tidak menemukan konsep 2 kali penciptaan dalam buku-buku perencanaan ataupun pernah mendengar para ahli-ahli perencanaan mengungkapkan hal itu. Atau mungkin sebenarnya mereka pernah menggembor-gemborkan hal itu tapi tidak tersebar luaskan dengan merata ? ah, siapa tahu.
Rasa kepuasan terhadap suatu keberhasilan yang direncanakan tentu akan sangat jauh berbeda dibandingkan dengan kepuatasan suatu keberhasilan yang tanpa direncanakan . Keberhasilan yang tanpa direncanakan pantasnya lebih disebut  suatu keberuntungan, sehingga wajar saja banyak orang-orang (kalo boleh) memilih ingin menjadi orang yang beruntung daripada orang yang pintar, manusiawi banget hehe. 
Tapi tidak halnya jika kita bicara dalam konteks pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, khususnya di Jawa Barat. karena sampai saat ini, seringkali kita mendengar atau mengungkapkan kata-kata : “Anda sangat beruntung” ataupun “Orang yang paling beruntung”. Tapi tidak pernah ada di masyarakat ataupun di media-media dibahas tentang “pemerintah yang beruntung” ataupun “pemerintahan yang paling beruntung”, padahal jika itu dikaji lebih mendalam, nampaknya banyak daerah atau Negara yang termasuk kategori beruntung, dengan arti tanpa adanya  upaya yang berlebihan dari pemerintahnya, Negara atau pun Daerah tersebut sudah sangat kaya dan penduduknya sejahtera, entah…..
Namun di negeri ini kebanyakan pembangunan masih didasari oleh adanya permasalahan sehingga pembangunan diharapkan dapat menjadi pemecahan masalah yang terjadi di masyarakat. Dalam bahasa Koran-koran, pembangunan yang seperti itu disebuat pembangunan konsep pemadam kebakaran, manakala terjadi kebakaran, pemerintah bekerja untuk memadamkannya. Padahal pemerintah harusnya bekerja dengan semangat “bagaimana agar tidak terjadi kebakaran” bukan   “bagaimana caranya memadamkan kebakaran”. 
Setiap pemerintah harus punya mimpi…..setiap kepala negeri ini harus punya mimpi dan  sebarluaskan mimpi itu kepada rakyat nya……tularkan semangat untuk menggapai mimpi-mimpi itu dan biarkan rakyat menjadi saksi bahwa pembangunan di negerinya tercipta 2 kali, sekali di alam mimpi dan sekali di alam nyata……mungkin jika itu terjadi, wajarlah seorang pemimpin pemimpi baru bisa dikatakan berhasil.  

Getting inspired by a novel “2” by @donny5cm             
                                                                                                                                28082012

No comments:

Post a Comment