Monday, August 22, 2016

AFTER TASTE

AFTER TASTE

Jakarta, Minggu 14 Agustus 2016 Pukul 06.00
“Para penumpang Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA324 tujuan London agar segera memasuki pesawat melalui Gate 32”
Mendengar panggilan ini semakin menggoyahkan hati seorang dokter gigi muda, meski sebelumnya, hati nya sudah begitu bulat untuk pergi ke London, menemui kekasih nya, tapi sungguh........kaki ini dirasa begitu berat melangkah........Disambarnya satu gelas kopi panas yang tadi dibelinya. Dia cicipi sedikit, “pahit” kemudian dia tutup rapat – rapat, dan dibawanya minuman itu ke dalam pesawat. Cita sengaja tidak menambahkan campuran gula ke dalam kopinya, membiarkan lidahnya mencicipi rasa kopi yang sesungguhnya, meskipun pasti akan terasa pahit, tapi ada sungguh itu lebih baik karena ada kesan kejujuran didalamnya, dan Cita sedang membutuhkan itu di dalam hidupnya, sebuah kejujuran. Jujur terhadap perasaannya, jujur terhadap hatinya, jujur terhadap lingkungannya, terutama...........jujur kepada pasangannya. Kemewahan terminal baru hasil karya anak negeri yang menjadi viral di media sosial, seakan tidak mampu mengalihkan rasa dan pikiran Dia saat itu.
Barang bawaan dia untuk bepergian selama 2 minggu, bisa dibilang sangat sedikit. Dia hanya membawa satu koper kecil yang bisa dimasukan kedalam kabin, dan satu tas ransel terbuat dari kulit yang nempel dipunggungnya. Tas ransel itu berwarna coklat kopi, terlihat masih sangat baru. Meski terlihat kecil, tas kulit itu bisa muat banyak, mulai dari kantong kecil kosmetik, charger, dompet, novel dan makanan ringan kesukaannya, sementara Koper kecil itu hanya berisi beberapa potong pakaian saja.
“Beb, aku sudah dipanggil boarding tuh, doain aku ya.......” Cita berkirim pesan via WA ke Billy,  kekasihnya di London......
“Ok.....” “nanti pas transit, kabarin aku ya” Jawab Billy.
Selesai mengirim pesan melalui WhatsApp, Dia ambil gadget satu lagi, kemudian mengirim pesan singkat melalui BBM kepada Ibam, “kamu kenapa tidak membalas bbm aku dari kemarin ?” “aku sudah dipanggil buat boarding……sampai bertemu 2 minggu lagi”
Yang ada hanya tanda ceklist, tanpa berubah warna……..berarti pesan itu sampai, tapi tidak dibaca.
“mmmmhhh” Cita mengambil nafas panjang, dadanya terasa sesak. Lalu teringat pertemuan terakhir saat Dia pamit ke Ibam kalau akan pergi ke London.
Bandung, Jum’at 12 Agustus 2016
Sore itu, langit Kota Bandung, begitu cerahnya. Mentari senja begitu hangat menyapa setiap orang Bandung, tepatnya pukul 17.10, disaat terlihat seorang perempuan muda, cantik, rambut tergerai dengan bola mata hitam, memakai helm dan kacamata hitam, berjaket kulit, sedang duduk dibonceng oleh seorang lelaki diatas sepeda motor hitam keluaran terbaru bergaya klasik. Lelaki itu terlihat sangat dewasa dengan kumis tipisnya, dengan dandanan seorang motoris, berjaket kulit, berkacamata hitam dan bersepatu kulit coklat mengkilap. Jam segitu, menurut Cita adalah kondisi Bandung yang terindah, indah dengan segala permasalahannya. Makanya, melihat udara bandung sore yang begitu indah, Cita tidak mau melewatkannya begitu saja, hingga langsung telepon Ibam, untuk berkeliling kota Bandung, menggunakan motornya. Entah kenapa, berkeliling di kota bandung menggunakan motor di sore hari, menjadi suatu momen yang tidak pernah mau Dia lewatkan, apalagi hari ini, menjadi hari terakhir Dia di Kota Bandung sebelum harus pergi ke London.
Untuk acara sore ini, Cita sebetulnya sudah prepare dengan sangat detail, dimulai dengan meliburkan jadwal praktek dokter giginya, sudah mandi dari jam 15.30, agar bisa dijemput pada pukul 16.00 oleh Ibam, kemudian yang terakhir ini, yang paling penting, dan terus dia latih berulang – ulang, yaitu bagaimana caranya agar dia bisa memancing agar Ibam berani berterus terang untuk mengungkapkan isi hatinya, mengungkapkan perasaannya. Ya betul, ada suatu kegamangan dalam hati Cita, tentang isi hati Ibam. Kedekatannya selama 3 bulan ini, masih menyisakan suatu persoalan mendasar, yaitu tentang status hubungan mereka. Dia sadar betul, penyebab itu semua karena status Cita sendiri yang memang sudah menjadi “calon istri” dari Billy, teman SMA nya, yang sekarang sedang mengambil Master di London. Dia dan Billy sudah menjalin hubungan lebih dari 7 tahun, sejak dari SMA. Selama 7 tahun menjalin hubungan, tidak pernah terjadi cekcok ataupun pertengkaran yang berarti.
Cita seorang perempuan yang cantik, baik, pintar dan berhasil menjadi seorang dokter gigi. Begitu pun Billy, setelah lulus dengan predikat Cumlaude dari sekolah favorit di kota Bandung, kemudian mengambil kuliah master di Inggris. Raut muka wajah mereka yang mirip, menjadikan  mereka pasangan yang serasi. Setiap orang yang melihat mereka jalan berdua, pasti akan memuji keserasian mereka. Hingga kemudian, mereka bertunangan dan berencana untuk menikah setelah Billy selesai kuliah akhir tahun nanti.
Ibam segera menepikan motornya di kawasan perbukitan Bandung Utara, mencari spot yang bagus untuk menyaksikan senja yang meredup di ujung barat Kota Bandung. Cita turun dari motor duluan, kemudian Ibam pun turun, dan mereka berdua duduk di tepian rumput kering menyaksikan keindahan alam Kota Bandung. Tidak ada kata terucap dari mereka berdua untuk beberapa saat sampai kemudian Cici mencoba membuka percakapan “Bam, hari minggu nanti, aku jadi pergi ke London, aku naik Garuda hari minggu nanti, transit di Doha Qatar” ucap Cita namun dengan wajah yang masih menatap mentari senja. Melihat Ibam tidak merespon ucapannya, Cita kemudian berkata lagi, “kamu tidak mencoba melarang aku pergi ke London ?” Mendengar perkataan Cita, Ibam hanya tersenyum kecut. Mencoba untuk berkata-kata, namun lidahnya terasa kelu, tidak ada kata terucap. Hening.

Bandung, Kamis, 12 Mei 2016 Pukul 12.15
“Cici apa kabar ?”
Cita yang saat itu sedang membawa nampan makan siang nya terkejut mendengar nada suara itu, dan langsung menoleh ke samping kanan nya…….nada suara yang sudah lama menghilang dari benak dan hati nya, seakan muncul kembali dengan membawa sejuta bayangan dari masa lalu.
“Ibam ?....”   Ibam dan Cita itu teman yang begitu dekat saat SMA dulu, 7 tahun yang lalu. Namun pertemanan itu berubah saat Cita menerima Billi sebagai kekasihnya. Ibam selalu memanggil Cita dengan sebutan Cici. Dan kemudian, entah kenapa, saat mengetahui Cita menerima Billi sebagai kekasihnya, Ibam langsung menghindar, dan berubah 180 derajat, selalu menghindar. Awal-awalnya Cita ga begitu merasa kehilangan Ibam, toh ada sosok Billi yang selalu hadir di hidupnya, namun ternyata setelah sekian lama sampai kemudian lulus SMA, Cita mulai merasa kehilangan  dan Ibam sudah menghilang entah kemana, hingga saat ini kemudian hadir bertatap muka di sebuah café, di dekat Rumah Sakit tempat Cita praktek sebagai dokter gigi.
“Sini…duduk semeja dengan aku,” ujar Ibam, “Aku sendirian kok, seperti kamu, sendirian juga kan ?” Ibam dengan raut muka yang begitu tenang, meminta nya duduk semeja, menikmati makan siang nya.
Cita mencoba tersenyum, lalu kemudian setelah menyimpan nampannya di meja dan menyimpan dompetnya di kursi, dengan cepat, dia kemudian menjewer telinga Ibam dengan keras, sambil berkata…..”kamuuu, enak aja, setelah hampir 10 taun aku cari kemana mana gak pernah ada, tapi sekarang tiba-tiba muncul di depan wajah aku, tanpa perasaan bersalah sedikit pun……dasarr, ampuuun enggaaa….. ampuuun enggaaa??? ”
Ibam terkejut, tidak menyangka Cita bakalan berbuat seperti itu……………”ampuun Ci, ampun Ci……” ujar Ibam dengan muka cengar cengir dan cengengesan…..”beneran gak akan berbuat kaya gitu lagi ?” tegas Cici. “berbuat apa Ci ?” Ibam bertanya, pura – pura ga ngerti. “Kamu pergi ninggalin aku, seperti tujuh tahun yang lalu, pergi begitu saja, tanpa pamit tanpa permisi”. Ibam tambah cengengesan….”aku janji…janji Ci. Asal lepasin dulu jeweran di telinga nya, sekarang beneran udah mulai kerasa sakit tau” Cita ngelepasin jeweran di telinga Ibam yang sudah merah….”aku pegang janjinya ya” tegas Cici, “sekarang kamu berdiri Ibam…..” pinta Cita. Ibam kemudian berdiri, dan kemudian dengan cepat, Cici memeluk Ibam…sangat erat.  Mungkin sebuah pelukan rindu yang mewakili jutaan kata dan rasa yang tidak tersampaikan selama 7 tahun ini.  Ibam terdiam…
Setelah itu, Cita memberondong Ibam dengan berbagai pertanyaan, mulai dari kuliah dimana, kerja dimana, tinggal dimana dan sejumlah pertanyaan lainnya, Cita seakan mencoba mencari jawaban  selama 7 tahun ini. Ibam menjawab semua pertanyaan Cita sambil cengengesan merasa senang, berarti salama 7 tahun ini, Cita merasa kehilangan atas dirinya, begitu gumam Ibam dalam hati. Selesai dengan semua pertanyaanya, Cita kemudian berkata…..”dari tadi aku saja yang bertanya tentang kamu, kok kamu ga bertanya tentang aku sih ?” Untuk pertanyaan terakhir ini, Ibam agak lama menjawabnya…kemudian Ibam berkata ”Cici, mencari keberadaan seseorang di era media social begitu banyak saat ini, tidak lah susah. Aku selama ini selalu tahu, kamu kuliah dimana, kamu liburan kemana, kapan kamu wisuda, kerja praktek dimana, kapan dan dimana kamu mulai bekerja, dan kapan kamu pindah kerja” terang Ibam. “ seperti halnya sekarang, Kamu baru 2 hari ini kan, pindah ke rumah sakit di seberang Café ini”…
Mendengar penjelasan Ibam, Cita menyadari, jadi selama 7 tahun terakhir ini, (mungkin) Ibam tidak merasa kehilangan dirinya karena selalu stalking dirinya di medsos.
“Terus kenapa baru sekarang, Kamu nunjukin diri kamu ?” Tanya Cici
“Hanya memenuhi janji aku saja, kalau aku ga akan ngobrol dengan kamu lagi sampai 7 tahun lagi. Itu janji aku 7 tahun yang lalu, sehari setelah kamu ulang tahun yang ke 18” terang Ibam dengan muka yang serius, “kamu ulang tahun yang ke 25 kan, hari kemarin ? aku masih ingat kok” ucap Ibam ke Cita.
Memang benar, hari kemarin 12 Mei, Cita berulang tahun yang ke 25. 
Mendengar jawaban Ibam, Cita yang sekarang terdiam, lidahnya tidak bisa berkata kata, padahal semakin banyak saja pertanyaan yang ingin dia utarakan ke Ibam.
Tak lama kemudian, datang pelayan Café membawa pesanan Ibam. “Mas pesan affogato” Tanya pelayannya. “Betul” jawab Ibam. Pelayan itu kemudian menyimpan satu gelas kecil kopi espresso dan satu gelas es krim vanilla di depan Ibam. “selamat menikmati” ucap pelayan itu, “terima kasih” jawab Ibam. Setelah pelayan itu pergi, kemudian Ibam bertanya ke Cici…..
“Bagaimana kabar hubungan kamu dengan Billy ?”
“Baik-baik saja” jawab Cita
“pastinya, kalian akan selalu baik-baik saja…”jawab Ibam.
“emang kenapa ? kamu kok menyimpulkan seperti itu ?”
“Ci, kamu dan Billy itu sebuah pasangan yang sempurna, terlalu sempurna bahkan..””kamu cantik, pintar, pintar bergaul dan berasal dari orang berada. Begitu pun Billy”. Ucap Ibam dengan mata penuh keyakinan.
“pernah denger istilah -4 Sehat 5 Sempurna- kan ?” Tanya Ibam..”iya lah” jawab Cici. “ungkapan itu berlaku buat anak kecil saja Ci, atau maksimum buat anak-anak SMA lah. Istilah itu sepertnya tidak berlaku lagi buat orang – orang dengan seumuran kita ini”jelas Ibam. “Maksudnya gimana Bam ?”
“Kamu tahu, minuman apa yang menyempurnakan kata -4 sehat- tadi ?”
“susu” Jawab Cici
“Nah, pertanyaan nya sekarang, kenapa harus susu, bukan Kopi? ” Tanya Ibam. Cita tersenyum mendapatkan pertanyaan sederhana dari Ibam tersebut.  Ingin menjawab, tapi terus membiarkan Ibam bicara........”Dulu aku melihatmu sebagai sosok yang sudah sempurna sebagai perempuan, kehadiran Billy semakin menyempurnakannya, seperti ungkapan tadi, 4 sehat 5 sempurna”.
“Kamu sudah memiliki 4 sehatnya, dan Billy itu bagaikan minuman susu yang menyempurnakan hidupmu. Sedangkan aku, dengan segala kekuranganku, aku mengibaratkan diriku saat itu, bagaikan kopi, yang mungkin tidak akan menyempurnakan dirimu. Kalaupun saat itu aku paksa untuk memasuki hidupmu, sudah pasti kamu tidak akan memilih diriku”. Cita terhenyak mendengar ucapan dari Ibam tersebut.  “Seperti affogato yang aku pesan sekarang ini Ci...., kamu pernah mencoba nya ?” Cita menggeleng. Kemudian Ibam mengambil satu gelas yang berisi espresso hangat, dengan pelan espresso tersebut dituangkan ke dalam gelas lain yang berisi es krim vanilla. Espresso itu merembes ke dalam es krim, meski perlahan, es krim itu lama – lama bercampur dengan rasa kopi espresso yang khas. Hangatnya espresso sukses bercampur dengan dinginnya es krim, menjadi sebuah padanan rasa yang luar biasa. “Coba deh Ci.....minumnya pake sendok kecil, nikmati sensasi after taste di lidahmu, jangan langsung ditelan...” pint Ibam. Tanpa menunggu waktu, Cita langsung menyambar sendok kecil....dan setelah mengambil affogato dengan seukuran setengah sendok kecil, Cita mencoba mempraktekan apa yang Ibam jelaskan barusan.....”gilaaa, aku baru merasakan sensasi seperti ini Ibam...” teriak Cita. Tanpa diminta lagi, Cita kemudian menyuap lagi affogato nya, tapi kali ini penuh ukuran satu sendok kecil “luar biasa..enak banget ini” ucap Cita. Ibam tersenyum melihat reaksi Cita
Setelah itu, obrolan kembali berlanjut hingga hampir pukul 14.00, sampai akhirnya Cita pamit karena harus kembali ke Rumah Sakit tempatnya bekerja, tapi sebelum pamit, Ibam kemudian memberikan kartu nama sembari bilang, “Cici, ini kartu nama aku, disitu ada no hp dan email, kapanpun kamu  mau, jam berapa pun kamu butuh aku, tinggal cari aku...aku pasti ada buat kamu. Kamu ga perlu ngasih tau no hp kamu, toh aku sudah tau dari dulu no hp kamu” Ibam mengucapkan nya dengan tatapan mata yang tajam dan suara nya yang berat. Cita tidak menjawab, hanya mengangguk kecil, kemudian berjalan terburu – buru menuju kantornya.
Doha, Qatar, 14 Agustus 2016 Pukul 16.00
Cita keluar dari pesawat, dengan hati yang masih gundah. Perjalanan yang biasanya menyenangkan, terasa berbeda kali ini. Perjalanan terasa sangat lama, film-film yang tersaji di kursi pesawat, tidak mampu mengubah mood Cita. Penyebab nya hanya satu. Ya, karena dia kehilangan kontak lagi dengan Ibam dari hari kemarin. Dia sudah coba telefon, tapi tidak aktif. Dia coba WhatsApp, juga tidak dibacanya. Upaya dia pada hari jum’at lalu, untuk mengetahui perasaan Ibam, tidak membuahkan hasil. Selama perjalanannya itu, Cita sudah mencoba jujur kepada dirinya sendiri, sudah mencoba jujur kepada hatinya sendiri. Ya, ternyata masih ada ruang di hatinya  untuk menerima seorang Ibam dalam hidupnya.
Setibanya di salah satu Cafe Bandara Doha, Cita menyalakan HP nya, dan langsung terdengar suara bersautan notifikasi medsos yang masuk ke gadget nya. Cita mencoba membuka satu persatu, medsos nya, tidak ada yang satupun ingin dia balas. Setengah malas, dia membuka-buka buku menu makanan dan minuman di cafe itu.  Kemudian seorang pelayan berwajah timur tengah mendekat, dan Cita berkata dalam bahasa inggris “give me affogato please”...”ok Miss” jawab pelayan itu dengan ramah.
Ah, affogato itu menjadi penyebabnya. Menu pertemuan pertama Cita dengan Ibam setelah 7 tahun tidak pernah bertemu seakan selalu lekat di lidahnya. Kenapa tidak, setelah pertemuan pertama itu, setibanya di kantor, ada  pesan masuk ke hp nya, “terima kasih Cita, sudah meluangkan waktunya. Jangan lupakan sensasi dari affogato ya.....rasakan after taste di lidah yang luar biasa”.  Itu pesan melalui WhatsApp pertama kali nya yang masuk dari Ibam setelah menghilang selama 7 tahun. Setelah pesan pertama itu, selanjutnya mereka tidak pernah berhenti untuk berbagi kabar dan cerita satu sama lain, hampir tiap hari salama 3 (tiga) bulan terakhir ini.
Kembali Cita melihat HP nya, kemudian mengirimkan pesan terakhir ke Ibam...”seandainya pada hari Jum’at lalu kamu melarang aku pergi ke London, aku ga akan pergi ke London, Ibam. Selama 3 (tiga bulan kita bersama – sama, akhirnya aku bisa tahu jawaban dari 2 hal yang sempat kamu tanyakan dulu, pertama, kenapa ungkapan “4 sehat 5 sempurna” tidak cocok untuk orang dengan se usia kita, kedua, kenapa harus minuman susu yang menyempurnakannya. Secara tidak langsung, kamu mencoba memberi jawaban dari pertanyaan mu dulu dengan rasa affogato yang kamu tawarkan padaku dulu. Tidak selamanya, rasa dari kopi itu pahit, karena setelah bercampur dengan es krim, rasa pahit itu bisa berubah dengan seketika, menjadi rasa baru yang membuat kesan tak terkira di lidah. Begitu pun, interaksi dari kita selama 3 bulan terakhir ini. Jujur, buatku bagaikan menikmati affogato, dan after taste nya baru aku rasakan saat ini, baru aku rasakan saat ini, tapi di hatiku, bukan di lidah seperti biasanya. Hatiku sudah terlalu lama tidak merasakan sensasi ini. Hatika sudah terlalu lama tidak merasakan gelora dari rasa ini. Seandainya kamu tahu, aku ingin kita menjadi affogato, dimana kamu boleh memilih menjadi kopi atau es krim vanilla nya. Ah, maaf ibam, aku terlalu larut akan perasaan ku. Tapi setidaknya, aku lega sekarang karena aku telah jujur dengan hatiku, telah jujur dengan perasaanku. Aku pamit Ibam.....” setelah itu, tanpa pikir panjang, Cita mengirimkan pesannya ke Ibam, tanpa terasa, ada setitik airmata jatuh di pipi Cita.
Tak lama kemudian, terdengar suara dari HP, notifikasi dari WA nya. Jantung Cita berdegap, karena itu pesan balasan dari Ibam. “Maaf Cici, aku baru bisa balas sekarang. Kemarin seharian aku berada di pesawat. Aku saat ini sudah sampai duluan di London. Terima kasih atas kejujuran mu. Sebenarnya, Aku sudah mencoba untuk bisa berkomunikasi dengan mu sejak 7 tahun yang lalu, setelah sekian lama mencoba, akhirnya Billy baru mengizinkan nya tepat 3 bulan yang lalu. Aku menghormati Dia, karena walau bagaimana pun, Billy juga adalah sahabat ku dari kecil. Aku sudah bicara baik-baik dengan Billy, Aku menginginkan mu menjadi pendampingku. Sekarang tinggal menunggu keputusan mu, apakah mau menyempurnakannya dengan segelas susu atau dengan segelas affogato, mau terus bersama Billy atau mau memilihku. Sampai bertemu di London, Cici”
Cita terdiam.
==== II =====

Abatabee, 22 Agustus 2016

Monday, June 9, 2014

Ikhlas......

Anda tahu apa artinya ikhlas ?
Anda pernah mencoba untuk ikhlas dalam melakukan sesuatu ?
Apa anda yakin pernah benar-benar ikhlas dalam melakukan sesuatu ?

Anda tahu apa artinya keluhan ?
Apa anda pernah mengeluh ?
Apa yang anda keluhkan ?
Apa kita boleh mengeluh ?

dan yang paling penting.........
Kepada siapa anda mengeluh ?

Seseorang yang ilmu agama nya tinggi menyatakan :

Ikhlas itu berarti melakukan sesuatu karena - Nya, bukan karena mahluk-Nya

dan tentang keluhan, kembali orang berilmu berkata :

'Jangan pernah mengeluh kepada sesama mahluk-Nya, karena hal itu seakan - akan tidak mensyukuri ketentuan dari - Nya"


Jadikan hamba ini mahluk yang selalu bersyukur........amiinn



Sunday, February 3, 2013

Negeri Orang - Orang Pintar !

Negeri Orang - Orang Pintar !

Negeri ini sudah merdeka
tapi penuh sesak oleh rakyatnya
rakyat di negeri ini banyak orang kaya
tapi sesak oleh rakyat miskin

lalu salah kah itu ?
Jawabannya TIDAK !

Karena kemiskinan sudah ada sejak dulu

adanya orang miskin,  bisa menjadi ladang amal buat sesama
adanya orang miskin, membuat semangat untuk membangun terasa menggebu
adanya orang miskin, biaya kesehatan dan pendidikan bisa sangat murah

Lalu, apa yang salah ?
Yang salah adalah ketika begitu banyak orang miskin di satu kelurahan
padahal begitu banyak orang kaya disana........
setuju ?

Tidak Setuju ??!!

Karena menurut kami,
tidak semua orang kaya itu pintar

tidak semua orang kaya itu berilmu
tidak semua orang kaya itu berakhlak mulia
tidak semua orang kaya itu peduli.

Lalu siapa yang benar-benar salah ?

Yang salah adalah
orang - orang pintar yang tidak pernah memikirkan
bagaimana membuat orang kaya menjadi pandai
bagaimana membuat orang kaya menjadi berilmu
bagaimana membuat orang kaya menjadi berakhlak mulia
bagaimana membuat orang kaya menjadi peduli sesama.


@Bappenas, 30 Januari 2013


Friday, February 1, 2013

Aromanya Khas !

Aromanya khas...

Paduan wangi obat
wangi pasrah dan wangi air mata
menusuk hidung menggoncang hati
menumbuhkan rasa iba
semilir kesedihan terhembus
di seluruh ruangan

Orang berbaju putih hilir mudik
menawarkan bantuan
Sungguh butuh kesabaran dan ketelatenan
karena ikhlas itu harus pake hati
dimana ikhlas menjadi pondasi itu semua

Lalu siapa yang betah di tempat ini ?
mungkin hanya kucing yang entah kenapa
selalu banyak di tempat tempat seperti ini

sejatinya, ga akan ada yang betah tinggal di sini
dari dulu, saat ini dan waktu nanti

Terus bersyukur untuk yang sehat........

@rsud Tasikmalaya (27/1/2013)*

*saat menengok Bi Yeti, yang kemudian pada tanggal 28/1/2013, beliau dipanggil-Nya....
innalillahi wainnailahi rojiun
Allahumafirlaha warhamha waafiha wafuanha..........

Monday, January 21, 2013

Pengabdian.............

Pengabdian.............

Waktu ter abaikan
Keluarga ter tinggalkan
Sahabat me ninggalkan
Harta ter gadaikan

jangan tanyakan arti kesehatan
jangan tanyakan arti kemewahan
jangan tanyakan arti kesenangan
jangan tanyakan arti kesabaran

karena pengabdian..............

butuh pembuktian
butuh keberanian
butuh ketelatenan
butuh kesabaran
butuh  PENGORBANAN.........
butuh ke IKHLASAN

menanti akan kejutan
menanti akan harapan

entah sampai kapan !!!



Saturday, January 12, 2013

Catatan Pagi Sisa Semalam

Pagi ini kembali menjadi pagi sisa semalam dimana begitu banyak mandatory duty yang harus dituntaskan. Tapi jujur, untuk tugas yang satu ini, entah kenapa, sepertinya begitu banyak energi yang muncul untuk menuntaskannya. Entah karena suka, entah karena merasa tertantang, entah karena terpaksa. Tapi sepertinya perasaan merasa tertantang lah yang lebih mengusai diri sehingga muncul energi energi tambahan yang (kembali) entah berasal dari mana itu bisa muncul tiba tiba. 

Satu poin penting dalam penyusunan usulan kegiatan berbasis online ini, mutlak, hanyalah satu saja, yaitu adanya recording data usulan sehingga tidak ada jamannya dimana di ruangan bertumpuk usulan program dan kegiatan dari kabupaten dan OPD dengan jumlah yang bergaban-gaban banyaknya, dengan format tabel usulan yang juga berbeda, serta ada yang dengan soft copy nya, tapi ada juga yang "deleka" memberi hanya hard copy nya saja, tapi itu dulu, catet !! Itu Jaman Dulu !! *ga dulu-dulu amat siy, yaa 3 tahun kebelakanglah. 

Lain dulu, lain sekarang. Saat ini, seiring semakin bertambah canggihnya teknologi dan tingkat penyebaran IT yang hampir merata di Jawa Barat, maka poin penting disini adalah semakin mudahnya untuk menerapkan e-government di kabupaten/kota. Jadi ketika nge push orang-orang buat masukin data via online, maka hampir semua orang menyambut dengan gembira (*padahal ngedumel-red). wkwkwkwk

Semalam itu menjadi sebuah deadline kerjaan pertama buat input data, karena diberitahukan sebelumnya kalo tanggal 11 itu hari terakhir input data, jadi sepertinya orang-orang berbarengan input data dan banyak yang tidak menyangka kalau isi surat itu tidak main main karena pas pada pukul 24.00 kemarin, fitur "insert data" buat pengusul sudah di deaktivasi, sehingga hanya bisa melihat-lihat tanpa bisa insert data lagi..maaf maaf yang sudah komplen tadi malam. 

Semangat terbarukan lah yang harus diusung setiap kita bekerja, semangat terbarukan untuk merubah yang lambat menjadi cepat, semangat terbarukan untuk merubah yang kotor menjadi bersih, semangat terbarukan untuk merubah yang panjang menjadi pendek, semangat terbarukan untuk merubah yang malas menjadi rajin, semangat terbarukan merubah yang "merekedeweng" menjadi penurut, semangat terbarukan merubah yang kikir menjadi dermawan, semangat terbarukan merubah yang sakit menjadi sembuh, semangat terbarukan merubah yang boros menjadi hemat dan semangat terbarukan merubah yang idealis menjadi lebih realistis dan semangat terbarukan merubah yang sok pintar menjadi lebih bijak, bukan menjadi lebih bodoh........

sekian !!

*pulang ah...........lelah !!

Thursday, January 3, 2013

Pemimpin Kumaha Saena

Metode Kepemimpinan Pertempuran menjadi salah satu buku yang sedang saya baca akhir - akhir ini. salah satu poin penting dari buku itu diungkapkan bahwa seorang pemimpin itu dibentuk bukan dilahirkan, dibentuk oleh lingkungan dan budaya dimana individu itu berada. Diungkap dalam bacaan saya itu kalau seseorang yang pernah menjadi pemimpin medan pertempuran maka dia akan berhasil dalam mengatasi berbagai permasalahan kepimimpinan di bidang-bidang lain, karena saat bertempur, hingga saat ini masih diyakini oleh banyak orang, dimana saat itu merupakan tahap ujian terbesar bagi seorang pemimpin, ada benarnya juga, meski saya tidak percaya mutlak terhadap pemikiran tersebut. 

Adalagi salah satu metode kepemimpinan yang selalu di koar-koar pada saat apel pagi oleh Bapak Profesor yaitu metode kepemimpinan permusuhan. Menurutnya metode ini pada intinya adalah Beliau sebagai atasan akan memusuhi orang-orang yang tidak bekerja dengan baik, yang tidak well performed, dan sepertinya arti dari kata memusuhinya pa profesor adalah dengan mengacuhkannya, menganggap orang tersebut tidak ada dalam kehidupan kerja nya yang memang 24 jam itu (kaya circle q aja nya). cara itu menurut saya terasa akan lebih kejam buat orang - orang timur, sunda khususnya, yang begitu banyak mengedepankan tata titi dalam ber tatakrama dan berbahasa. 


Namun kembali kalau saya boleh berpendapat, saya tidak sepemikiran dengan 2 model kepemimpinan diatas. Yang pertama, saya (entah kenapa) masih percaya bahwa pemimpim itu dilahirkan bukan dibentuk. Kemudian, tidak ada jaminan bahwa seseorang yang telah berhasil memimpin perang di medan pertempuran dapat begitu saja menjadi pemimpin di sektor lain dengan mudah. Karena ada perbedaan mendasar yang harus digarisbawahi yaitu tentang spirit pegawai dan adanya garis komando antara Pemimpin (Komandan) dengan anak buah (Prajurit). Hal tersebut menjadi penting karena nilai semangat anak buah dan pimpinan menjadi titik penggerak suatu organisasi/perusahaan/instansi. 

Terlebih lagi jika menukik ke dalam konteks kepemimpinan di pemerintah (daerah). Seni memimpin akan menjadi lebih kompleks lagi karena harus dapat menembus sekat-sekat budaya yang menempel di setiap individu di instansi pemerintah tersebut, seperti sekat senioritas, sekat mayoritas, minoritas, dan sekat kekerabatan yang begitu kental. 

Yang kedua, sangat menentang metode kepemimpinan permusuhan, karena dengan merasakan implementasi yang terjadi saat ini, batasan antara pekerjaan dengan sosialitas terlalu bias untuk dapat dipisahkan, sehingga konflik yang terjadi di dalam pekerjaan (biasanya) akan terbawa kedalam lingkungan kita bermasyarakat, atau gampangnya, jika kita ber sitegang, beradu pendapat atau terdapat ketidaksepahaman dalam suatu hal di pekerjaan, idealnya tidak berpengaruh ke dalam standar hubungan sosial yang lakukan di luar kantor, tapi pada kenyataannya hal itu pasti akan terbawa ke dalam lingkungan sosial di masyarakat dimana kita berinteraksi.

Lalu kalau ditanyakan, apa metode kepemimpinan yang saya sukai ? saya tahu jawabannya, tapi jujur sampai saat ini saya belum tahu, termasuk ke dalam metode apa tipe kepemimpinan yang saya sukai itu, atau sebut saja dulu, metode kepemimpinan "Kumaha Saena" saja dulu ya.  Mungkin kalau suatu hari saya tahu namanya, akan saya sharing lagi di lain waktu. 

udah ah, apel pagi heula !!